Sabtu, 16 April 2011

Bom di Masjid Polres Cirebon Memilukan Hati


Bom meledak lagi dan korbannya adalah orang-orang Islam yang sedang salat Jumat di Masjid dalam komplek Markas Polres Cirebon. Ledakan bom ini adalah ledakan yang kesekian kalinya sesudah Bom Bali 1, 2, Bom Kuta, Bom Mariot dan seterusnya. Seperti halnya pada ledakan bom-bom yang terjadi sebelumnya, ledakan kali ini pun melahirkan kepiluan hati. Ya, kepiluan karena mengenang nilai kemanusiaan.

Dari siaran televisi kita bisa melihat para korban yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena terluka. Badan, kaki, tangan, kepala, bahkan ada yang matanya terkena paku dan bisa saja menjadi buta permanen. Sulit dibayangkan, dengan organ tubuh lengkap saja banyak orang yang kesulitan mencari nafkah dan bertahan hidup, apalagi dengan kehilangan organ vital mereka. Tentu akan sulit bekerja dengan baik apabila tanpa mata. Bayangkan. Allah memberikan mata pasti ada gunanya, mengapa kita merusaknya? Apa hak kita?
Sudah banyak korban bom semacam ini. Lalu apa salah mereka? Kabarnya mereka orang biasa-biasa saja. Coba bayangkan jika hal tersebut terjadi pada keluarga kita. Sebetulnya sangat sulit mengajak orang lain mengikuti cara berpikir kita karena masing-masing memiliki keyakinan yang berbeda.
Berita yang santer beredar menyebutkan bahwa target ledakan adalah polisi. Untuk ledakan di Markas Polres Cirebon ini mungkin iya, tetapi apabila dilihat beberapa peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya bisa diperkirakan target kecilnya banyak, misalnya Ahmad Dani, dan pejabat tertentu, dan tentu memiliki target yang besar. Mungkin saja yang menjadi target besar adalah orang-orang atau siapa saja yang tidak sehaluan dengan faham si pelaku bom.

Lihat juga